Banner Berita

Aset Penerbit

null Mampu Bertahan dengan Bawang Sayur Kediri

Mampu Bertahan dengan Bawang Sayur Kediri

30 Nov 2020

Kediri – Pandemi covid-19 yang merenggut kehidupan perekonomian berbagai lapisan masyarakat membuat banyak pelaku usaha khususnya UMKM terpuruk. Peraturan pemerintah terkait segala kegiatan yang berhubungan dengan hal-hal bersifat sosial termasuk gerak roda perekonomian harus dihentikan untuk menekan jumlah angka kasus penyebaran virus. 

Namun tidak bagi masyarakat Desa Siman, Kebupaten Kediri, dengan komoditas unggulan pertanian bawang sayur atau bawang daun mereka bertahan dari pandemi. Sebagai supplier bawang sayur terbesar di Jawa Timur, para petani mampu memanfaatkan situasi kondisi selama pandemi untuk mendulang pundi pundi rupiah. 

Kepala Desa Siman, Subagiyo mengatakan selama pandemi para petani ini tidak kesulitan mencari pasar. Kebutuhan akan bawang sayur cukup besar, apalagi ditambah dengan regulasi pemerintah dalam hal pembatasan impor. 

“Diberbagai pihak banyak terjadi kemerosotan ekonomi, namun saat kondisi begini permintaan bawang sayur di untuk Jawa Timur justru cukup tinggi, kualitas bawang sayur lokal jauh lebih baik dibandingkan impor. Nilai jual pun cukup stabil, berkat pembatasan impor oleh pemerintah, otomatis permintaan pengiriman bawang daun juga semakin banyak, sehingga taraf hidup perekonomian diwilayah Desa Siman tidak merosot” ujar Subagiyo.

Subagiyo menambahkan, didesanya panen hasil tani bawang daun memakan waktu 45 hingga 60 hari dan sekali panen para petani bisa mendapatkan omzet mencapai Rp. 100 juta untuk 1 hektar sawah, karena nilai jual bawang daun sangat stabil dikisaran Rp 12.000 - Rp 13.000 perkilo.

"Nilai jual bawang daun disini memang lebih tinggi dari bawang sayur impor yang kisaran 7ribu - 8ribu, namun dari segi rasa dan keawetan, bawang sayur kami lebih unggul sehingga banyak dicari,”ujarnya.

Dorongan Untuk UMKM
Sebagai bentuk wujud mendukung program pemerintah, PT Asuransi Kredit Indonesia atau Askrindo, anggota dari Holding Perasuransian dan Penjaminan Indonesia Finansial Grup (IFG) melakukan kegiatan pelatihan pengembangan UMKM bagi Kelompok Tani Bawang Sayur di Desa Siman, Kecamatan Kepung, Kediri. 

Himawan Sutanto, Kepala Divisi Penjaminan KUR dan Program Askrindo mengatakan tujuan kegiatan ini adalah membangun ekosistem UMKM di Desa Siman secara berkelanjutan untuk mendapatkan kualitas produk yang baik dan pemenuhan bahan baku yang cukup. Askrindo melalui program pemerintah yakni Penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR), turut serta membantu UMKM tidak hanya melalui penjaminannya saja namun juga berkontribusi langsung melalui pelatihan dan pembinaannya. 

"Kami melihat Desa Siman cukup berkembang disektor bawang sayur ini. Dimana hasil tani bawang sayur Desa Siman mampu menjadi supplier disebagian besar wilayah Jawa Timur dan Askrindo akan selalu mendorong UMKM berpotensi untuk menjadi UMKM yang mandiri dan besar," ujar Himawan. 

Gami Aji, Pemimpin Cabang Askrindo Kediri mengatakan sektor pertanian diwilayah Kediri sangat baik. Potensi pasarnya masih sangatlah besar untuk digarap. "Diwilayah Kediri kami banyak terjun untuk mengetahui kondisi langsung UMKM, produktivitas para UMKM disini sangat baik, terbukti dengan kredit pinjaman mereka di Bank yang tidak macet," tegas Gami. 

Sebagai informasi, sejak Januari hingga November 2020, Askrindo Cabang Kediri telah menutup Penjaminan KUR sebesar Rp 443 Milyar dengan 13.934 debitur. Sedangkan untuk Kredit Modal Kerja (KMK) dalam rangka Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sejak Juli hingga November 2020 Askrindo Cabang Kediri telah menutup sebanyak 510 debitur dengan nilai penjaminan Rp 289 milyar. Dan untuk Sektor Pertanian dan Perdagangan potensi penyerapan Penjaminan KUR di wilayah Kediri sangat besar.