Banner Berita

Aset Penerbit

null PKBM : Mengejar Pendidikan di Wilayah 3T

PKBM : Mengejar Pendidikan di Wilayah 3T

14 Agu 2020

PKBM di Wilayah 3T

75 tahun sudah Indonesia merdeka, sebagai warga negara yang baik, tentunya kita harus dapat memberikan sesuatu yang bermanfaat bagi negara atau sesama warga walau sekecil apapun juga. Hal ini dikarenakan masih ada sebagian masyarakat yang karena berbagai hal belum seberuntung anggota masyarakat yang lain untuk merasakan atau mengakses fasilitas pendidikan formal.

Seperti yang dialami oleh masyarakat di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal), khususnya yang tinggal dekat perbatasan Indonesia – Malaysia di Pulau Kalimantan. Mereka menghadapi tantangan untuk mendapatkan fasilitas pendidikan dikarenakan jumlah sekolah formal yang sedikit, prasarana sekolah yang masih kurang, kurangnya jumlah tenaga pengajar, serta kondisi geografis (alam).

Untuk mengatasi hal tersebut, Pemerintah sebenarnya sudah membuat program pendidikan yang disetarakan dengan pendidikan umum atau sekolah formal melalui Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003. Satuan pendidikan tersebut adalah PKBM (Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat) yang secara kurikulum menerapkan kurikulum K13, sama seperti kurikulum di sekolah formal pada umumnya. Bahkan capaian kompetensinya terbilang sama dan setara.

Perbedaan yang paling mencolok antara PKBM dengan sekolah formal ialah adanya fleksibilitas proses pembelajaran. Dimana pada pendidikan formal, kegiatan belajar mengajar baku dilaksanakan selama 5 atau 6 Hari dengan jam pelajaran yang telah ditentukan. Sedangkan di PKBM terdapat fleksibilitas kegiatan belajar mengajar dengan menggabungkan pola pembelajaran Tatap Muka Langsung, Tutorial, dan atau Mandiri. sehingga PKBM dapat mengatur jam dan metode pembelajaran yang digunakan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2013 tentang Pendirian Satuan Pendidikan Nonformal, PKBM dapat didirikan oleh perorangan, kelompok orang dan atau badan hukum. Sehingga PKBM juga memiliki batas kemampuan yang tidak sama dengan sekolah formal. Meskipun begitu, PKBM memiliki tujuan yang mulia, yakni berupaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

 

Mencerdaskan Masyarakat Perbatasan

PT Askrindo sebagai salah satu anggota holding perasuransian dan penjaminan melalui Program Askrindo Peduli Pendidikan menaruh perhatian pada upaya PKBM yang ada di wilayah 3T yang memberi kesempatan kepada masyarakat untuk memperoleh aksesibilitas pendidikan. PKBM di wilayah 3T memiliki lokasi dan tempat belajar yang relatif sederhana, memiliki murid dan jumlah pengajar yang terbatas, serta sarana dan prasana belajar mengajar serba seadanya. Berkaitan dengan itu, Askrindo membantu menyediakan sarana pendukung kegiatan belajar, yakni komputer.

Dengan adanya sarana komputer di PKBM, tidak hanya bermanfaat untuk mengenalkan peserta didik terhadap teknologi dan kesiapan bekerja di perusahan, akan tetapi juga bermanfaat dalam kegiatan belajar mengajar dan menjelajah melalui dunia internet. Apalagi, saat ini ujian akhir kesetaraan sudah berbasis komputer dan dilaksanakan secara online. Tidak hanya itu, di saat pandemi seperti ini yang mengharuskan peserta didik belajar di rumah, keberadaan komputer semakin dirasa penting oleh pengajar PKBM dan murid.

 

Makna Merdeka Bagi PKBM

Pada Januari 2020, Askrindo memberikan bantuan ke beberapa PKBM di daerah perbatasan negara Indonesia – Malaysia di Propinsi Kalimantan Barat. Kemudian pada Juli 2020, Askrindo kembali memberikan bantuan komputer kepada tiga PKBM di daerah perbatasan Kalimantan Utara. Ketiga PKBM tersebut adalah PKBM Bina Warga di Nunukan, PKBM Al-Aziz Prima Peduli Bangsa di Sebatik Timur dan PKBM Al-Firdaus di Sebatik Utara.

Salah satu Kepala PKBM penerima bantuan, Jumadil, yang merupakan Kepala PKBM Al-Aziz Prima Peduli Bangsa mengatakan, bantuan tersebut sangat membantu PKBM dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajarnya, terlebih di era new normal seperti saat ini. “Momennya pas sekali, dalam kondisi wabah corona ini, mengikuti surat edaran (dinas pendidikan), kegiatan belajar mengajar dilakukan via online. Kami bisa mempersiapkan materi ajar melalui komputer untuk kemudian di share ke warga belajar”, ujar Jumadil.

Jumadil juga menambahkan bahwa saat ini sedang gencar-gencarnya pengisian Dakodik (Data Pokok Peserta Didik) dari dinas pendidikan. Pengisian Dakodik dilakukan secara online melalui aplikasi yang di-install ke dalam komputer dan menurutnya, bantuan komputer tersebut sangat membantu dalam proses pengisian Dakodik.

Senada dengan Jumadil, Maulin, Kepala PKBM Al-Firdaus mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan. Bantuan komputer tersebut memang sangat dibutuhkan saat ini dalam proses belajar mengajar via online yang sedang gencar dilakukan. “Saya dan pengurus PKBM mengucapkan terima kasih atas batuan komputer yang diberikan Askrindo kepada kami. Kami sempat bingung bagaimana melaksanakan kegiatan belajar dan mempersiapkan materi ajar karena tidak adanya komputer di PKBM kami. Dengan bantuan komputer dari Askrindo, kami merasa lega, seperti bebas, merdeka dari keterbatasan yang kami miliki. Pas sekali momennya bagi kami yang memang saat ini membutuhkan sarana komputer untuk kegiatan belajar online ke warga belajar kami”, ucap Maulin.